meski dulu penuh cinta
raja kini tak punya sabda
kalian menentukan
aku yang memastikan
demikian kata sang raja
mengawali pertemuannya dengan para punggawa
bukan saatnya sabda pandita ratu
yang kubawa dari masa dahulu
tinggal bagaimana kau meyakinkanku
yang bisa membuat aku berlaku
seperti permintaan para punggawaku
pertemuan raja dengan rakyatnya
pun tak segan raja mengaku
bahwa dirinya tanpa sabda
apa yang bisa membuatku dekat dengan punggawaku
aku akan melakukannya
meski kadang terlihat tidak adil
untuk kalian wahai rakyatku
sabdaku adalah dulu
sabdaku kini adalah sabda para punggawaku
merekalah yang menyokongku
rakyat tak kuasa
meski dalam hatinya
mereka ingin mengatakan beberapa kata-kata
untuk menempatkan raja beserta sabdanya
ke dalam harapan yang didamba
Raja...engkaulah yang terpilih untuk memimpin kami
meski engkau tlah ditetapkan sebelum kami terlahir
tapi kami yakin bahwa engkaulah yang telah terpilih
untuk memimpin kami
untuk mengayomi kami
sebagai pamong kami
Raja...
Bisakah sekali saja
engkau keluarkan sabdamu
sabda yang berasal dari hatimu
sabda dari jiwa yang terpilih
Raja...
Keluarkan Sabdamu
bahwa kau tak memikirkan punggawamu
Tapi kau memikirkan rakyatmu
Karena Rakyatmulah yang membuatmu menjadi raja
Tak ada rakyat
Tak ada raja
karena rakyat
ada raja
Raja...adakah mendengar kami?
Oh...
Raja sudah pergi dengan kereta kencananya
yang tentu dikawal para punggawanya
Suara bisik-bisik para punggawa
telah menutup harapan rakyat
Dan raja kini tanpa sabda
Sabda yang menebar cinta